بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Hikmah
di balik Kesabaran
Pada jaman dahulu, ada seorang
sahabat yang sangat sabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Mereka adalah
sepasang suami istri, hidup mereka bahagia, rukun dan damai, keduanya adalah
orang yang sangat taat beribadah kepada Allah SWT, namun di balik kebahagiaan
mereka ada satu yang kurang, sudah sangat lama mereka berumah tangga, namun
Allah belum menitipkan mereka seorang Anak, mungkin sepuluh tahun atau lebih
sudah mereka menantikan hadirnya seorang anak namun belum juga di beri anugerah
itu, tapi meskipun mereka belum dianugerahi seorang anak, mereka selalu
bersabar dan tak pernah berhenti berdo’a kepada AllahSWT, mungkin Allah sedang
menguji mereka dengan kesabaran. Mereka sudah ikhlas bila memang Allah SWT
tidak menitipkan mereka seorang anak, dengan sabar suaminya berkata,“mungkin inilah takdir yang diberikan Allah
kepada kita”.
Manusia hanya bisa mengira-ngira
takdir, tapi Allah jua lah yang memiliki rencana, yang maha mengatur segalanya,
suami istri itu mengira mereka tidak akan pernah memiliki seorang anak,
ternyata Allah berkehendak lain. Tak pernah mereka sangka bahwa di dalam rahim
istrinya sekarang ada jabang bayi yg Allah titipkan kepada mereka berdua.
Subhanallah, maha besar Allah, tak henti-hentinya suami istri itu bersyukur
atas atas rahmat yang sudah Allah SWT berikan kepada mereka, anak yang sekian
lama dinanti-nantikan akhirnya datang juga.
Akhirnya anak itu lahir kedunia,
seorang anak laki-laki, tak bisa diungkapkan lagi kebahagiaan yang dirasakan
suami istri itu, dan tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sekarang anak
mereka sudah tumbuh menjadi remaja, dia tumbuh menjadi anak yang cerdas,
akhalknya baik, dan sangat berbakti kepada kedua orangtuanya, lengkaplah sudah
kebahagiaan mereka. Merekapun selalu bersyukur atas anugerah Allah yang begitu
besar itu. Hari-hari pun dilewati dengan
kebahagiaan, sampai pada suatu hari sang suami terpaksa harus pergi karena ada
urusan yang harus di selesaikan, dan kepergian suaminya cukup lama selama
beberapa minggu, dengan Berat hati
suaminya harus meninggalkan keluarganya karena harus menyelesaikan urusannya.
Sudah beberapa hari sang suami
meninggalkan istri dan anaknya, ternyata belum tuntas ujian yang diberikan
Allah SWT kepada mereka, selama kepergian suaminya tiba-tiba saja anak
laki-lakinya sakit parah, semua tabib sudah di panggil istrinya kerumah untuk
mengobati anaknya, tapi penyakit anaknya tidak kunjung membaik, tidak ada lagi
usaha yang bisa di perbuat istrinya selain berdo’a kepada Allah SWT Agar anaknya di beri kesehatan seperti sedia
kala. Hari berganti minggu, sakit anaknya kian parah, tidak kuasa lagi sang
istri melihat keadaan anaknya seperti itu. Sedih tak terhingga, siang dan malam
dalam sujudnya berdo’a kepada Allah SWT untuk kesembuhan anaknya, sendainya
bisa ditukar dengan nyawanya dia rela. Anak yang sekian lama mereka
idam-idamkan kini terbaring sakit tidak berdaya, apalagi saat ini tidak ada
suami yg mendampinginya, Sungguh Allah memberi cobaan yang begitu berat. Namun
istrinya tetap sabar, tetap tawakal atas apa yg sedang terjadi.
Suaminya sudah hampir pulang,
mungkin saat suaminya pulang kerumah sakit anaknya akan berangsur-angsur
sembuh, fikir sang istri. Tapi Allah
berkata lain, anak yang sangat di cintainya menghembuskan nafas terakhirnya,
kembali kepangkuan sang Ilahirabbi, inilah cobaan terberat bagi sang istri
karena anak yang sangat dicintainya, yang didamba-dambakan sekian lama kini
telah meninggal dunia, tapi bukan hanya itu yang memberatkan sang istri, yang
menjadi bebannya saat ini bagaimana menyampaikan keadaan ini saat suaminya
pulang nanti?.
Suaminya akan pulang besok,
istrinya belum memberitahukan kepada siapapun tentang kematian anaknya, dia
ingin menunggu sampai suaminya pulang, dia baringkan anaknya di tempat tidur,
ia pakaikan pakaian yang bagus kemudian ia selimuti anaknya, sehingga seperti
orang yang sedang tidur nyenyak. Sepanjang malam istrinya berdo’a minta
petunjuk Allah .
Pagi pun tiba, sang istri
berdandan rapi untuk menyambut sang suami, ia masakkan makanan-makanan kesukaan
sang suami, tak lama setelah itu suaminya pun tiba, ia sambut suaminya dengan
senyuman seakan tidak ada yang terjadi, suaminya terlihat bahagia karena
akhirnya bisa berkumpul lagi bersama keluarga yang sangat di cintainya,
kemudian suaminya bertanya : “bagaimana
keadaan anak kita?, dimana dia, kenapa tidak berkumpul dengan kita di sini, aku
sangat rindu padanya?” kemudian istrinya menjawab dengan tenang, “dia baik-baik saja, sekarang dia masih
tertidur di kamar, biarkan saja dulu. Aku akan siapkan makanan untukmu,”
Setelah suaminya selesai makan
dan terlihat lebih segar, kemudian istrinya mengajak suaminya berbicara ,
Istri : “ suamiku, bolehkah
aku bertanya?”
Suami : “ silahkan, kau ingin
tanya apa?”
Istri : “
seandainya ada seseorang yang menitipkan sebuah barang kepada kita, dia ingin
kita menjaganya dengan baik, sekian lama kita jaga barang itu, kita rawat
dengan baik agar tidak rusak, dan kita sudah terlanjur suka dengan barang itu,
tapi tiba-tiba orang itu kembali dan ia ingin mengambil barang yang
dititipkannya kepada kita, apakah kau rela mengembalikan kepadanya?”
Suami : “
barang yang dititipkan seseorang kepada kita, kita wajib menjaganya dengan baik
karena itu adalah sebuah amanah, dan seandainya dia ingin mengambil barang itu
kembali, kita harus rela mengembalikannya, karena itu adalah miliknya, meskipun
kita juga sangat suka dengan barang itu. Tapi siapakah yang menitipkan barang
kepada kita istriku?”
Istri : “
suamiku, Allah SWT menitipkan kita seorang anak, anak itu kita jaga dengan
baik, kita rawat dia dengan kasih sayang, dan kita berdua sangat menyayanginya.
Tapi kemudian Allah SWT mengambilnya kembali, apakau kau rela suamiku?”
Terkejut suaminya mendengar
istrinya berkata seperti itu, tak kuasa lagi istrinya menahan air mata, sambil
dipeluknya suaminya ia berkata “ suamiku,
anak kita adalah amanah dari Allah, dan Allah sudah mengambilnya kembali.”
Tapi kesabaran suaminya sungguh luar biasa, di pandangnya wajah istrinya,
diusapnya air mata yang menetes di pipi istrinya dan ia berkata “ innalilahi wainnailaihi rajiuun,jangan
menangis istriku, anak kita adalah milik Allah SWT, kita bersyukur karena Allah
sudah menitipkan kita seorang anak, kita menjaganya dengan kasih sayang, dan
sudah saatnya Allah mengambil milik-Nya
kembali. Yakinlah istriku, bahwa anak kita akan lebih bahagia disana, karena
dia adalah anak yang shaleh dan berbakti. ikhlaskan lah, mari kita kuburkan
dengan layak anak kita”. Mendengar kata-kata suaminya sang istripun sedikit
lega. Karena mereka berdua yakin setiap rencana Allah itu, adalah yang terbaik
untuk umat-Nya.
Dikisahkan berkat kesabaran
mereka, Allah SWT kemudian melimpahkan rahmatnya kepada sepasang suami istri
itu. Setelah Allah mengambil anak mereka satu satunya, akhirnya Allah SWT menitipkan lagi kepada mereka banyak sekali
anak-anak yang shaleh dan shalehah, bahkan ada yang lahir kembar. Sekarang sepasang
suami istri itu sangat bahagia, dan mereka sadar di balik ujian pasti ada
kemenangan. Sungguh besar kuasa Allah beserta ganjaran untuk orang yang
benar-benar sabar dalam menghadapi ujian-Nya.
Rahma Nur Asma